Minggu, 12 Januari 2014

BANJIR KOTA SINGKAWANG




Hujan deras yang mengguyur kota Singkawang, Minggu malam (22/12)  hingga dini hari, menyebabkkan terjadinya banjir diberbagai daerah.  Di antaranya di daerah JL. Alianyang, Kampung Melayu, Kampung Tengah, JL. Tani, dan di beberapa daerah lainnya. Banjir ini membuat warga panik dan kerepotan, karena terjadi di pagi hari. Menurut salah seorang warga Kowina II, ia sangat terkejut ketika bangun tidur ternyata air sudah tergenang di dalam rumah. “Saya sangat terkejut melihat air yang ada dikamar saya, gulingku yang terjatuh dari tempat tidur juga basah, sebenarnya ibu saya sudah membangunkan saya, tapi saya tidak mengira kalau ibu membangunkan saya untuk memberitahukan banjir”. ungkap Heri, Senin (23/12).


 

Namun ada juga warga yang menyukai banjir ini, terutama bagi anak-anak dan kaum remaja, banyak diantara anak-anak yang memanfaatkan banjir ini untuk berenang dan bermain sampan karet, dengan mengajak serta orang tuanya. Pasar Singkawang yang terkena banjir banyak didatangi oleh warga yang ingin bermain air. Salah satu warga JL. Tani, bahkan rela mendatangi pasar Singkawang untuk menyaksikan secara langsung bagaimana ketinggian air disana sekaligus bermain air. “Saya sengaja datang kesini untuk melihat secara langsung keadaan banjir disini, sekaligus mau bermain air”. Ungkap Ika, (24/12).

WISATA BUKIT PIANTUS


Bagi masyarakat Sambas, khususnya daerah kecamatan Sejangkung, sudah tidak asing lagi mendengar kata Bukit Piantus. Bukit Piantus ini memilki keindahan alam pemandangan yang bisa dijadikan sebagai suatu tempat untuk berekreasi. Bukit Piantus ini merupakan satu diantara beberapa tempat rekreasi yang ada di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Bukit Piantus ini berada di Desa Kenanai, Kecamatan Sejangkung, Kab Sambas. Selain sebagai tempat rekreasi, Bukit Piantus ini juga dapat dijadikan sebagai pusat pembelajaran legenda Datok Kulup. Bukit Piantus ini akan selalu ramai didatangi oleh pengunjung dari dalam dan luar Kabupaten Sambas, terutama pada saat Hari Raya Idul Fitri atau hari Raya Idul Adha, ditambah lagi dengan harga tiket masuknya yang murah. Pada hari biasa juga tidak kalah ramai pengunjung yang mendatangi Bukit Piantus, apalagi kalau dihari biasa tidak ada pungutan biaya untuk memasuki wilayah Bukit Piantus ini.


Setiap mendengar kata Bukit Piantus orang akan teringat dengan sebuah kisah legenda Datok Kulup. Menurut cerita yang pernah saya dengar, konon cerita Datok Kulup ini menceritakan tentang seorang laki-laki tua yang “menggetah” (mencari)  burung, namun ada seekor burung yang ingin mengajaknya bermain dengan mengatakan kulup, kulup… Ternyata lelaki tua itu tersinggung dengan perkataan burung tersebut, hingga akhirnya ia mengejar dan terus mengejar burung itu dan terjatuh lalu meninggal dunia. 

 

Lelaki tua itu sangat sensitif mendengar kata kulup. Menurut bahasa Sambas kata kulup itu memiliki arti seorang anak laki-laki yang sudah mencapai akil baligh dan wajib dikhitan, namun sejak muda hingga masa tuanya ia tidak melaksanakan kewajiban itu dikarenakan setiap akan dikhitan, pisau atau gunting yang digunakan untuk memotong kulit bagian kemaluan yang akan dipotong itu tidak bisa menembus kulitnya, Hingga akhirnya orang menyebutnya pemuda  kebal nan kulup. Mengapa Bukit Piantus selalu dikaitkan dengan legenda Datok Kulup? Ini dikarenakan tempat Datok Kulup mencari burung dan menghembuskan nafas terakhirnya di Bukit Piantus.